GLENN FREDLY: THE MOVIE

 


Sebelum kita membahas Glenn Fredly: The movie kita bahasa profil singkatnya terlebih dahulu. Glenn Fredly Deviano Latuihamallo (30 September 1975 – 8 April 2020) adalah seorang penyanyi, penulis lagu, produser, dan aktor berkebangsaan Indonesia.

Kita semua mungkin mengenal figur Glenn Fredly sebagai salah satu musisi terbaik yang pernah dimiliki negeri ini. Empat tahun setelah ia meninggal, barisan lagu-lagunya pun masih melekat di telinga dan hati banyak orang. Tapi seberapa banyak yang mengenal aktivisme seorang Glenn Fredly? Poin itulah yang dipakai oleh Glenn Fredly: The Movie untuk membangun urgensi. 

 Sinopsis Glenn Fredly the Movie, Biopik Sang Legenda dari Ambon

Naskah buatan Raditya (Mantra Surugana) pun memilih agak menjauh dari pakem biopic tradisional, dengan tidak berusaha merangkum kisah hidup lengkap sang tokoh yang sedari kecil hingga akhir hayat. Pertama kita bertemu dengan Glenn Fredly (Marthini Lio), ia sudah berstatus menjadi penyanyi terkenal yang sudah merilis dua album, pula terlibat romansa high profile bersama Nola AB Three (Alyssa Abidin). 

Popularitas Glenn memang merupakan poin penting narasinya. Glenn merasa bahwa dirinya sangat berbakat, karena bakat tarik suara ditambah ketenaran yang dia milik, ia wajib berbuat lebih bagi masyarakat Ambon yang pada masa itu tengah terjebak beragam konflik. Di suatu kesempatan, ketika sedang bernyanyi untuk menghibur jemaah gereja, Glenn menyaksikan penggemarnya tewas di depan mata kepalanya. Wajar jika kelak ia merasa beban menciptakan perdamaian terletak di pundaknya.  

Ketidakmulusan bercerita jadi batu sandungan dalam paruh pertama Glenn Fredly: The Movie, yang kerap bergerak secara kasar, melompat kurang mulus dari satu titik narasi ke titik narasi berikutnya. Kelemahan ini untungnya mampu ditutupi oleh perspektif unik filmnya dalam memotret sosok Glenn Fredly. 

5 Fakta Film Glenn Fredly, Disutradarai Lukman Sardi hingga Dibintangi  Marthino Lio

Kita bukan disuguhi proses Glenn yang tersadar untuk menumbuhkan kepedulian terhadap sesama. Tapi sebaliknya, sejak awal kesadaran itu sudah tumbuh. Kesadaran itulah yang menyiksa Glenn pada saat itu sehingga, menjadikannya "tortured artist" yang terbebani oleh kebesaran dan bakatnya sendiri.

Pernikahan pertamanya dengan Dewi Sandra (Sonia Alyssa) pun kandas karenanya. Glenn yang begitu terobsesi menjadikan hubungannya dengan Dewi sebagai simbol keberhasilan pernikahan beda agama di Indonesia pada saat itu, hingga dia  secara tak sadar melupakan hal-hal seperti cinta serta kebahagiaan.

Glenn Fredly memang bukan manusia yang sempurna. Marthino Lio mampu menangani kompleksitas batin tersebut, sembari memainkan warna suaranya supaya terdengar semirip mungkin dengan Glenn Fredly. Hasilnya memuaskan. Aktingnya tak pernah jatuh ke ranah parodi, dan tidak kalah penting, tercipta sinkronisasi antara suara Glenn saat sedang bicara yang dibawakan Marthino Lio, dengan suara ketika sedang bernyanyi yang diisi oleh Eldhy Victor. 

Film Glenn Fredly The Movie Siap Tayang di Bioskop, Penasaran?

Tentunya turut dibantu oleh penataan suara yang solid, saya pun dibuat percaya bahwa segala suara tersebut berasal dari satu orang. Tatkala adegan bernyanyi terlihat meyakinkan, semakin mudah bagi penonton untuk menikmati barisan nomor-nomor legendaris milik Glenn Fredly. 

Di luar perjalanan karir Glenn dan perjuangannya selaku aktivis, konflik keluarga yang melibatkan perpecahan sang penyanyi dengan ayahnya (Bucek Depp) turut disoroti. Konflik ayah-anak inilah yang nantinya berjasa merangkum pesan utama dari film ini secara menyentuh. Apa pun masalahnya, semua adalah soal memutus rantai kebencian. Pesan itu pula yang selalu senantiasa didengungkan oleh Glenn Fredly semasa hidupnya. Perjalanan hidupnya mungkin telah usai, namun karya ciptaannya baik itu musik, film ataupun kisah cintanya akan terus abadi dan tak berakhir di Januari. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meniti Jalan Menuju Mimpi

REVIEW - THE FLASH

REVIEW - ANCIKA: DIA YANG BERSAMAKU 1995