Taken 3 (2015)

 

 

“If you go down this road, the LAPD, the FBI, the CIA... they're all gonna come for you. They'll find you. And they'll stop you.” – Dotzler 

“Good luck.” – Mills 

 

Ulasan Film “Taken 3” a.k.a #TAK3N ! – Risda's Data Collection

 

Berusia 62 tahun dan masih merupakan salah satu action hero paling badass sekaligus bankable saat ini. Berikan film bergenre action/thriller pada Liam Neeson dan pendapatan setidaknya seratusan juta dollar akan kamu dapat. Neeson bisa menyulap film laga medioker menjadi gunungan uang sekaligus membuat penonton memaafkan buruknya kualitas film tersebut karena pesona sang aktor yang masih begitu tinggi.

 Bahkan nama-nama seperti Stallone, Schwarzenegger dan Bruce Willis tidak bisa melakukan semua itu di usia senja. Saya tidak heran disaat Luc Besson menjilat ludah sendiri dengan membuat Taken 3 setelah tiga tahun lalu sang produser (juga Liam Neeson) menyatakan franchise ini tidak akan menjadi trilogi. Keuntungan lebih dari $200 juta film keduanya menjadi alasan kuat kenapa film ketiga harus ada, setidaknya bagi pihak studio. 

 Penggerak utama plot-nya adalah sebuah twist jadi saya tidak akan menuliskan sinopsis film ini. Satu yang pasti bahwa tidak ada yang diculik dalam film ini, well setidaknya penculikan bukanlah fokus utama filmnya. Menggelikan memang disaat film berjudul Taken bukan bertutur tentang penculikan, tapi untungnya Luc Besson selaku penulis naskah mau "repot-repot" memikirkan interpretasi lain dari kata tersebut. Pada akhirnya judul Taken 3 tidak terkesan konyol macam The Hangover III yang sama sekali tidak memunculkan hangover di dalamnya.

 Sinopsis Film Taken 3, Tayang di Big Movies GTV Selasa 17 Desember 2019  Pukul 22.00 WIB - Halaman all - TribunNews.com

Tapi tidak perlu menjadi ahlik prediksi handal untuk bisa menebak film ini bakal berakhir buruk, karena sudah banyak kritikus yang menjadikan judul filmnya sebagai bahan ejekan. Kalimat yang jamak dipakai kurang lebih seperti ini: "Nothing is taken except your time and money". Hampir semua review yang ada mengandung kalimat dengan makna kurang lebih seperti itu dan sukses membuat saya menurunkan ekspektasi.

 Selain sosok Bryan Mills, apa daya tarik utama franchise ini? Ceritanya jelas sangat standar, adegan aksinya pun tidak bisa disebut bombastis. Jawabannya adalah ketegangan yang hadir karena tempo cepatnya tempo film. Taken pertama mampu menghadirkan itu, lengkap dengan sentuhan twist. Filmnya memang menjadi hiburan non-stop pemacu adrenalin, tapi hal itu hanya akan berlaku sekali.

 Dua kali bahkan tiga kali, formula serupa tidak akan bekerja lagi. Sutradara Olivier Megaton memang paham akan daya tarik itu, dan berusaha membuat film ketiga ini bergerak secepat mungkin. Untuk menghadirkan itu, bukan alurnya saja yang dikemas cepat tapi juga adegan aksinya. Megaton memilih untuk melakukan itu dengan cara editing yang begitu cepat berpindah dari satu gambar ke gambar yang lain.

 Review Taken 3

Tiap potong demi potong adegan berpindah dengan cepat, dan itu bukan menciptakan ketegangan tapi membuat saya tidak bisa menikmati aksinya. Perpindahan yang terlalu cepat, bahkan sering saya tidak tahu sedang melihat apa. Kacau. Adegan Liam Neeson memanjat pagar saja diambil lebih dari empat sudut pandang. It's so fake and laughable.

Disaat banyak film aksi terselamatkan oleh adegan kejar-kejaran seru, Taken 3 malah membuat saya mual dengan adegan yang dikemas lewat cutting super cepat nan kacau tersebut. Secara keseluruhan, kecuali anda menganggap adegan mobil men-tackle roda pesawat jet itu keren, maka tidak ada adegan aksi memukau dalam film ini. Tidak hanya terkesan biasa, beberapa momen aksi justru terasa konyol.

 Mampukah bryan menghadapi ini semua? Akankah Bryan mampu membalaskan dendam terhadap pembunuh mantan istrinya? Buat kalian yang udah ngikutin Taken dari pertama, jangan terlalu berharap banyak akan cerita yang nyambung dari edisi terdahulu, karena film ini gak ada sangkut pautnya dari yang kemarin-kemarin, walau di IMDb dapet rating bagus, tapi nyatanya dari situs film lain banyak yang ngasih review miring. Tapi tonton aja dulu ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meniti Jalan Menuju Mimpi

REVIEW - THE FLASH

REVIEW - ANCIKA: DIA YANG BERSAMAKU 1995