Perjalanan Hidup Manusia

 


Kehidupan yang gemerlap, gelap, penuh rintangan dan hambatan, mulus, susah, bahagia, dan dipenuhi suka duka. Itulah kehidupan manusia yang disertai dengan adegan sebuah film yang sedang melakoni adegan yang menarik sehingga mendatangkan decak kagum dan kebencian dari penonton atas lakon yang dibintanginya. Demikianlah gambaran singkat sebuah perjalanan hidup manusia.

Banyak ibarat yang ditunjukkan kepada kita akan tetapi tidak dipahami karena berpikir kita tidak satu arah, sebenarnya sudah ada indikator sebelum kejadian tetapi diabaikan dan ada petunjuk secara naluriah pada kita masing-masing, bila menyadari hal demikian maka kita orang beruntung di kala itu. Silih berganti yang kita hadapi dalam hidup dan selalulah kita memilih suatu yang kita anggap mudah dan menguntungkan, itulah yang kita lakukan dan kadang-kadang tidak juga tepat karena masih ada yang lebih menguntungkan, akan tetapi diabaikan.

Ritme kehidupan manusia tak ubahnya sebuah kota dengan sistemnya yang melekat padanya; padat, menarik, banyak jualan dan pedagang yang menjaja beraneka ragam barang, tempat orang melanjutkan pendidikan, mendapat pengobatan yang baik, dan pada umumnya paling baik mendapat peluang berkarier. Seperti inilah kehidupan yang kadang-kadang sub sistem tidak jalan.

Hidup itu amanah. Waktu itu amanah. Banyak amanah kehidupan yang menjadi tanggungjawab kita. Gunung yang kuat dan kokoh tidak sanggup memikul amanah. Manusia yang mengambil amanah tersebut.

Banyak hal yang tak disadari oleh kita. Sebelum dilahirkan ke dunia, kita sudah berikrar dihadapan Allah. Berikrar menyembah dan taat kepada Allah. Berikrar menjaga dan menjalankan amanah kehidupan yang gunung tak sanggup menjalankannya. Atas dua komitmen inilah kita dihadirkan oleh Allah di muka bumi ini.

Saat dunia berhias dengan kenikmatan harta, kekuasaan dan syahwat. Saat dunia memunculkan sifat aslinya yang penuh dengan kepayahan dan kegelisahan. Manusia melupakan ikrarnya dihadapan Allah. Manusia melalaikannya dan mengikuti setingan hasrat keduniaan.

Banyak yang terperosok dengan kenikmatan. Banyak yang terhina dengan kesempitan. Itulah takdir bagi yang melupakan ikrarnya dihadapan Allah.

Hidup ini adalah perjuangan dengan ikrar kita sendiri. Hidup ini untuk merealisasikan ikrar kita kepada Allah. Hidup ini menjaga dan mewujudkan sumpah kita kepada Allah. Karakter manusia memang sering mengabaikan dan melanggar ikrar dan sumpahnya sendiri.

Allah menghukum manusia, karena manusia mengkhianati ikrar dan sumpahnya. Ada kesenjangan antara ikrar dengan realita perbuatannya, inilah yang dituntut oleh Allah. Diturunkan Nabi, Rasul dan Kitab Suci hanyalah pertolongan Allah agar manusia memiliki panduan untuk mengingatkan, menjaga, memudahkan dalam merealisasikan ikrar kehidupan tersebut. Menjaga dan mendidik manusia agar bisa merealisasikan ikrarnya. Masya Allah.

Ikrar kita selalu diulangi ketika shalat. Ketika baru bangun tidur, ketika sedang sibuk dan kelelahan dan ketika akan tidur. Itulah cara Allah agar manusia teringat terus akan janji kehidupannya. Walau kita tak maksimal merealisasikan ikrar tersebut, minimal kita selalu mengingatnya. Inilah yang bisa mengendalikan tarikan nafsu syahwat keduniaan.

Mari kita ingat kembali ikrar kita dihadapan Allah. Ikrar untuk taat pada Allah dan merealisasikan amanah kehidupan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meniti Jalan Menuju Mimpi

REVIEW - THE FLASH

REVIEW - ANCIKA: DIA YANG BERSAMAKU 1995