Antara Keinginan dan Takdir

 

MASA DEPAN

 

“Kalian punya Keinginan tapi allah punya Takdir”

 

Takdir manusia memang berbeda akan tetapi masa depan yang bahagia, aman, sentosa, dan sejahtera idaman setiap individu yang dibangun tidak memprioritas satu bagian akan tetapi memperhati keseimbangannya, membangunnya secara menyeluruh walaupun satu sama lain tidak sama porsinya.

Ibarat membangun sebuah rumah dengan pondasinya beragam dan tipe rumah yang dikehendaki. Di antara yang mempengaruhi seperti; pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, agama, politik, dan keamanan. Membangun masa depan adalah membangun keseimbangan tak ubah seperti sepeda motor, ban depan dan belakang tidak senter ban atau lurus maka terjadi kepincangan dalam berjalan.

Pendidikan itu wajib bagi setiap orang karena setiap orang berhak mendpatkan pendidikan yang layak untuk masa depannya, walaupun dizaman sekarang rata – rata orang yang sudah keluar dari pendidikan SMA/ Sederajat lebih memilih bekerja dengan bermodalkan Ijazah. Tak ayal banyak pekerja yang mempunyai skill yang tidak berbeda jauh dengan orang yang menempuh perguruan Tinggi negeri/ Swasta.

Pertanyaan awam, mana yang baik gagal duluan dan kemudian sukses daripada sukses duluan dan gagal kemudian? Sebab pekerjaan dan perbuatan akan mencapai hasil satu pilihan. Jika ditanya kepada seseorang semua jawaban ingin sukses dan tidak satu orangpun ingin gagal. Bukan tidak ada tujuan mencapai kesuksesan selalu atau sebaliknya. Sukses dan gagal suatu yang wajar, bila pekerjaan itu dilakukan sesuai kaidah, kreteria, proses, prosedur, dan analisis yang matang maka kesuksesan menjadi hasil. Kegagalan dapat saja menimpa apa yang disebut sebelumnya karena faktor X, misalnya bencana dan situasi tidak kondusif.

L. Thorndike dengan teorinya law of efek mengatakan sesungguhnya kegagalan itu awal tercapainya kesuksesan. Semua pribadi tidak suka dengan kegagalan tetapi dengannya kita dapat belajar dan memperbaiki supaya ke depan tidak ada lagi. Gagal dan sukses dua hal yang selalu ada pada perbuatan dan pekerjaan kita. Kita dianjur menghindari kegagalan dan menimalisir kegagalan. Kesalahan sedikit dapat saja mendatang kegagalan. Demikian pula dengan kesuksesan, sesuatu yang dianggap sepele dan itu kunci kesuksesan.

Bob Sodino mengatakan dalam bukunya dia dalam mengembangkan usahanya pernah gagal sembilan kali dan sukses sepuluh kali. Bob Sodino salah seorang koglomerat Indonesia yang penampilan sehari-hari memakai celana pendek dan sederhana. Di samping itu pesan beliau yang dikenal adalah dalam memilih barang berdasarkan fungsi bukan harganya. Kegagalan dan kesuksesan adalah dua tujuan yang tidak dapat dipisahkan. Pengalaman, pengetahuan, dan skill sangat diperlukan agar tidak terjerumus pada kegagalan.

Manusia ini makhluk sosial yang selalu berhubungan satu dengan lainnya, saling menutupi, saling tolong menolong, saling berbagi pengalaman. Seseorang yang baik secara sosial dapat dilihat dari beberapa factor seperti; pergaulan di tengah masyarakat, rasa empatinya, kepedulian sosial, suka menolong, disenangi banyak orang, murah senyum, menghargai orang lain, dan tidak membedakan status sosial.

 

Sebenarnya tidak berlebihan kita mengatakan bahwa seseorang harus unjuk kemampuannya untuk menimbulkan kepercayaan diri pribadi dan orang lain. Pemaknaan hidup adalah unjuk kerja diri yang berguna pada diri pribadi dan orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meniti Jalan Menuju Mimpi

REVIEW - THE FLASH

REVIEW - ANCIKA: DIA YANG BERSAMAKU 1995