Modal Abadi Kemenangan
Modal Abadi Kemenangan
Hukum abadi yang berlaku pada umat Islam. Umat ini tidak akan menang dengan
kekuatan harta, senjata, banyaknya pasukan, dan kekuasaan. Umat ini dimenangkan
Allah SWT dengan kekuatan takwa, jiwa dan karakter. Karena Rasulullah saw diutus
untuk memperbaiki akhlak manusia.
Di
perang Yarmuk, 45.000 pasukan muslimin mampu menghempaskan 240.000 pasukan adi
daya Romawi. Bahkan 100 pasukan berkuda Khalid Bin Walid mampu memukul mundur
100.000 pasukan Romawi. Bagaimana ini bisa terjadi?
Di
sesi pertama pertempuran Yarmuk, pasukan muslimin terpukul mundur dengan
gelombang lautan tentara Romawi. Pasukan muslimin mundur ke belakang. Namun ada
seruan untuk tetap bertahan apa pun kondisinya. Beberapa pasukan inti berjanji
setia untuk bertempur hingga tetesan darah terakhir. Tegar dan sabar inilah
yang kemudian membalikkan keadaan, dari kekalahan menjadi kemenangan.
Terpukul
mundur adalah hal biasa. Porakporanda di awal merupakan hal yang lumrah. Karena
yang memenangkan pertempuran bukan siapa yang pertama kali memukul, yang
pertama kali mentalnya jatuh terpuruk itulah yang akan kalah. Mental merupakan
kekuatan inti dari semua tipe pertempuran.
Ketegaran
memunculkan kemampuan berstrategi di tengah keterdesakan. Kejatuhan mental
hanya menghasilkan kabur dan lari tunggang langgang dengan kelemahan. Dalam
Islam, Allah swt dan Rasulullah saw melarang kaum muslimin untuk lari dari
arena pertempuran. Bertahan dalam tekanan sama baiknya dengan meraih
kemenangan. Mati dalam pertempuran sama baiknya dengan kehidupan yang penuh
harga diri. Inilah yang membuat mental kaum muslimin tetap kuat dalam seluruh
keadaan hidup.
Di
tengah keterdesakan, Khalid Bin Walid membuat strategi yang sebelumnya tidak
pernah ada dan belum pernah ditemukan. Khalid Bin Walid membentuk 40 batalion
dengan satu komandan dan satu pimpinan umum. Setiap batalion terdiri 1.000
pasukan dengan tugas-tugas khusus. Mereka bergerak dengan lincah dan
terkoordinasi. Semua pergerakan pasukan dapat termonitor. Semua intruksi dapat
dieksekusi dengan cepat.
Dalam
keterdesakan di Yarmuk, Abu Sofyan menyerukan agar kaum muslimin bertakwa dan
bersabar. Mental yang kuat, dibarengi strategi dan eksekusi yang tepat, akan
bisa memenangkan setiap pertempuran, walau sebelumnya sempat porak poranda.
Romawi
terkalahkan. Kaisar Heraklius kebingungan. Bukankah pasukan Romawi lebih kuat
persenjataannya dan lebih banyak pasukannya? Logika awam memang selalu berfikir
kekuatan fisik dan logistik. Namun logika yang bertakwa bergerak dengan logika
kekuatan jiwa, karakter dan strategi. Apa penyebab kekalahan Romawi?
Pasukan
Romawi yang selamat menjelaskan kehebatan kaum Muslimin kepada Kaisar
Heraklius, ” Malamnya shalat, siangnya berpuasa. Memenuhi janji, beramar maruf
dan nahi munkar. Ikatan hati dan jiwanya sangat kuat.” Sedangkan pasukan Romawi
kalah karena minum khamer, berzinah, menerjang yang haram, mengingkari janji,
berbuat zalim, melakukan yang dimurkai Tuhan, tidak melakukan perintah Tuhan
dan berbuat kerusakan di bumi. Itulah sebab kemenangan dan kekalahan. Bukan
karena kekuatan fisik tetapi kekuatan jiwa dan akhlak.
Itulah
kekuatan jiwa. Itulah modal utama abadi kemenangan kaum muslimin di setiap
waktu, tempat dan keadaan. Sumber kemenangan kaum muslimin ada pada ajarannya
sendiri. Ada pada takwa kepada Allah.
#ONE DAY ONE POST
#ODOP7
#KMP2SMI
Subhanallah keren
BalasHapusKata2 nya seperti ada kobaran semangat
Good share
BalasHapusBagus sekali tulisannya. Pengetahuannya tentang sejarah keren banget. Dinanti tulisan-tulisan keren lainnya..
BalasHapus