Bermimpilah Yang tinggi
“Ketika mimpimu yang begitu indah tak pernah kau dapat, ya sudahlah..”
Lirik lagu Ya Sudahlah Bondan F2B ini sempat tergiang-ngiang di telinga saya beberapa terakhir ini. Sedikit banyak memang mempengaruhi cara pandang saya terhadap sebuah mimpi. Yang membuat saya memutuskan sesuatu di dalam hidup saya.
“Restu orang tua adalah kepanjangan tangan dari restu Allah Swt.”
Kalau kalimat itu benar adanya. Saya yakin jika Allah Swt merestui saya, maka orangtua akan melapangkan hatinya bagi saya mewujudkan cita-cita yang belum terwujud. Namun apa jadinya kalau saat ini orangtua tidak sebegitu memperbolehkan saya ? Apa jadinya kalau cita-cita kita tercapai tapi Allah Swt tidak merestui? Kalau orangtua tidak mengizinkan? Dulu ketika masih belajar ditingkat SLTA, orangtua selalu mengizinkan anak laki - lakinya ini melakukan hal-hal positif yang berhubungan dengan impiannya.
Kini, mereka mencoba untuk membukakan mata hati saya untuk memikirkan ‘masa depan’. Well, I know that so well. Di sisi lain, ada beberapa prinsip yang mungkin tidak bisa saya lakukan ketika lolos. Ah entah memang saya yang sudah tidak menggebu-gebu, ditambah pula prinsip dalam diri dan restu orangtua, jadi saya agak ragu untuk melanjutkan. Atau mungkin Allah Swt tidak merestui saya melalui jalan itu?
“Tidak ada mimpi yang kadaluarsa.”
Suatu hari, entah kapan, dimana, pada kondisi yang bagaimana, saya yakin Allah Swt akan mengabulkannya. Entah bagaimana caraya saya yakin Allah Swt tidak tidur. Ia mencatat dan mendengar harapan saya yang entah kapan terwujud. Mungkin tidak sekarang, mungkin tidak lewat jalur itu. Mungkin nanti. Dan saya percaya, impian itu tidak ada yang kadaluarsa
Percayalah pada kekuatan mimpi, begitulah kira-kira makna dari kalimat sederhana di atas. Sejak dahulu, saya percaya akan kekuatan dari dalam diri yang didasari keinginan kuat untuk menjadikan ia nyata, terjadi. Meski permulaannya hanya ilusi, tapi cobalah untuk menjadi pemimpi, lakukanlah dengan hati, dan percayalah bahwa suatu saat akan terjadi. Itu yang selalu saya tanamkan di benak saya dari tahun ke tahun. Doktrin positif bisa jadi, sungguh saya menyukai doktrin yang membuat saya ingin selalu meningkatkan kualitas diri terus menerus, terlebih lagi kalau itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Komentar
Posting Komentar